Liverpool Fokus Benahi Lini Pertahanan yang Mulai Rapuh

Masalah di Belakang Mulai Terlihat

Meskipun Liverpool FC tetap bersaing di papan atas Liga Inggris 2025/26, performa pertahanan mereka menjadi sorotan utama.
Dalam 10 pertandingan terakhir, The Reds telah kebobolan 15 gol, termasuk beberapa akibat kesalahan individu yang membuat mereka kehilangan poin penting melawan Aston Villa, Newcastle, dan Fulham.

Padahal, di awal musim, pertahanan Liverpool sempat menjadi salah satu yang paling solid di liga. Namun sejak cedera Ibrahima Konaté dan rotasi berlebihan di lini belakang, organisasi pertahanan mereka mulai goyah.
Pelatih Jürgen Klopp pun mengakui bahwa sektor belakang kini menjadi fokus utama perbaikan dalam paruh kedua musim.

“Kami mencetak banyak gol, tapi tak cukup rapat di belakang. Untuk jadi juara, kamu harus seimbang — menyerang dengan pintar, bertahan dengan disiplin,” ujar Klopp setelah hasil imbang 2–2 kontra West Ham.


Virgil van Dijk Tak Bisa Sendirian

Kapten Virgil van Dijk masih menunjukkan kelasnya sebagai bek top dunia, tetapi tugasnya semakin berat.
Dengan absennya Konaté dan belum stabilnya performa Joe Gomez serta Jarell Quansah, Van Dijk sering kali harus menutup celah seorang diri.
Ia bahkan menjadi pemain dengan intersep terbanyak di tim (rata-rata 4,2 per laga), namun hal itu menunjukkan betapa seringnya pertahanan Liverpool berada di bawah tekanan.

Klopp menyebut pentingnya memperkuat komunikasi antarbek.

“Kami kehilangan koneksi kecil yang dulu membuat kami solid. Virgil masih luar biasa, tapi pertahanan bukan kerja satu orang — ini tentang unit yang saling memahami.”

Beberapa kali, kesalahan dalam garis offside dan koordinasi transisi membuat lawan dengan mudah menciptakan peluang berbahaya.


Masalah di Posisi Bek Kanan

Cederanya Trent Alexander-Arnold juga berdampak besar pada stabilitas pertahanan.
Meskipun Conor Bradley tampil cukup solid, pengalaman dan distribusi bola Trent masih sulit tergantikan.
Selain itu, gaya bermain ofensif Liverpool yang menempatkan full-back tinggi ke depan sering meninggalkan ruang kosong di belakang, yang dieksploitasi lawan melalui serangan balik cepat.

Dalam beberapa laga terakhir, Klopp mencoba solusi dengan menurunkan Trent sebagai inverted full-back, bergerak ke tengah membantu build-up.
Namun strategi ini menuntut koordinasi yang sempurna dari bek tengah dan gelandang bertahan, yang masih belum sepenuhnya berjalan lancar.


Alisson Tetap Jadi Penyelamat

Meski lini belakang rapuh, Alisson Becker kembali menjadi penyelamat Liverpool dalam banyak situasi krusial.
Ia mencatat penyelamatan terbanyak kedua di Premier League musim ini (78 saves) dan sering menggagalkan peluang emas lawan di momen genting.
Performanya yang konsisten membuat Klopp memuji sang kiper sebagai “fondasi terakhir pertahanan Liverpool.”

“Jika bukan karena Alisson, kami sudah kehilangan lebih banyak poin. Dia adalah salah satu alasan kami masih bersaing di papan atas,” ungkap Klopp.

Namun, bahkan kemampuan Alisson tidak akan cukup tanpa dukungan struktur pertahanan yang lebih disiplin dan kompak.


Rencana Klopp di Bursa Transfer

Liverpool dikabarkan akan aktif di bursa transfer musim panas 2025 untuk memperkuat lini belakang.
Beberapa nama seperti Gonçalo Inácio (Sporting CP) dan Leny Yoro (Lille) masuk dalam radar rekrutmen klub.
Keduanya dikenal memiliki kemampuan umpan progresif yang cocok dengan sistem Klopp yang menuntut bek untuk ikut membangun serangan.

Selain itu, Klopp juga berencana menambah kedalaman di posisi bek kiri untuk memberi alternatif bagi Andy Robertson, yang kini mulai sering cedera.
Rekrutan potensial seperti Miguel Gutiérrez dari Girona disebut menjadi kandidat kuat.


Solusi Internal: Peran Endo dan Mac Allister

Selain mengandalkan bursa transfer, Klopp juga mulai memanfaatkan kekuatan internal tim.
Wataru Endo dan Alexis Mac Allister kini sering ditempatkan lebih dalam untuk melindungi lini belakang.
Keduanya bertugas memperlambat transisi lawan dan menjaga jarak antar lini agar bek tidak terlalu terekspos.

Eksperimen ini mulai menunjukkan hasil positif dalam laga melawan Brentford dan Wolves, di mana Liverpool berhasil menahan serangan balik lawan lebih efektif.
Namun Klopp menegaskan, “Kami belum sempurna. Tapi saya melihat sinyal perbaikan yang jelas.”


Kesimpulan

Meski masih menjadi salah satu tim paling berbahaya di Premier League, Liverpool 2025 dihadapkan pada tantangan besar di lini pertahanan.
Kurangnya konsistensi, cedera pemain kunci, dan koordinasi yang belum sempurna membuat mereka kehilangan banyak poin penting.
Namun dengan kembalinya pemain inti, rencana transfer yang matang, dan kepemimpinan Klopp yang tegas, Liverpool diyakini mampu kembali solid di belakang — dan menjaga asa untuk menantang gelar juara hingga akhir musim.